Selasa, 02 November 2010






GEOGRAFIS GUNUNG MERAPI

Gunung Merapi adalah salah satu gunung teraktif di Indonesia.
Gunung Merapi sendiri terletak di provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Posisi kawasan Gunung Merapi adalah antara koordinat 7°32'30" LS 110°26'30" BT Sedangkan luas totalnya sekitar 6.410 ha, dengan 5.126,01 ha di wilayah Jawa Tengah dan 1.283,99 ha di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Lokasi Gunung Merapi adalah Klaten, Boyolali, Magelang (Jawa Tengah), Sleman (DI Yogyakarta).

Hingga saat ini masih terdapat desa-desa di lerengnya sampai ketinggian 1700 m.
Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu, letusannya menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.


JURU KUNCI MERAPI.

(SEJARAH TERPILIHNYA MBAH MARIJAN MENJADI JURU KUNCI.)



SULTAN HB IX memberinya nama resmi Mas Penewu Surakso Hargo. Artinya, sang Penjaga Gunung. Nama populernya Mbah Marijan. Menyebut namanya, benak langsung terasosiasi dengan sosok renta.
Seorang yang selama 28 tahun menjabat juru kunci Gunung Merapi tapi bersahaja, walau popularitas, rating, dan awareness-nya sebagai brand begitu luar biasa. Sosok yang hidupnya sarat teladan berbasis falsafah Jawa.
Yang hingga akhir hayatnya memberikan keteladanan kepada kita tentang yang disebut berkomitmen, berdedikasi.
Atas tanggung jawab dan amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang menugasinya sejak 1970 sebagai abdi dalem dengan gaji hanya Rp 5 ribu per bulan, namun tetap menjaga martabat untuk menjaga, memelihara, dan berkomunikasi
dengan penunggu gunung teraktif sejagat itu demi ke seimbangan tatanan kosmis. Terbukti, jangankan menyerah, bahkan hingga akhir hayatnya, selama 28 tahun tu gasnya, Mbah Marijan tetap tak beringsut dari pos, jabatan, dan tanggung jawab tugasnya menjaga gunung yang dipercaya menjadi sentral kekuatan jagat tanah Jawa itu.
Ketika Merapi kembali aktif akhir pekan silam, tak banyak yang hirau. Maklum, sebagai gunung yang tercatat paling aktif
di dunia, hampir dua tahun sekali, rutin terjadi erupsi. Tapi, ketika pria kelahiran Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kabupaten Sleman, 83 tahun lalu ini ditemukan tewas terpanggang dalam posisi sujud –sikap penghormatan dan tirakat kepada kekuatan Sang Maha Perkasa– hampir tak ada media yang tak mewartakannya.

Hingga saat ini yang berwenang untuk mengangkat sang juru kunci adalah Sri Sultan Hamengkubuwono.

Penguasa Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan belum memiliki kandidat Juru Kunci Gunung Merapi. Tokoh masyarakat Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Mbah Ponimin juga belum tentu akan menggantikan Mbah Maridjan.

AKTIFITAS GUNUNG MERAPI

Tahun 1006 M, menurut Van Bemmelen (1949) Gunung Merapi pernah meletus. Akibat letusan ini sebagian puncak runtuh dan longsor ke arah barat daya, tertahan oleh Perbukitan Menoreh, kemudian membentuk gundukan-gundukan bukit yang dikenal sebagai Gendol Hills.

Letusan di tahun ini menurut Wikipedia tercatat sebagai salah satu ledakan Gunung Merapi paling hebat membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan Mataram kuno harus berpindah ke Jawa Timur, karena tersapu lumpur, namun catatan Van Bemmelen ini masih banyak dipertentangkan dikalangan sejarahwan.

Sejarah mencatat sekitar abad 9-11 Masehi, Gunung Merapi kembali meletus. Tidak diketahui secara pasti berapa jumlah korban jiwa dalam letusan kali ini, diduga akibat letusan ini mengakibatkancandi-candi yang berada di kawasan sekitar Jawa Tengah bagian selatan terkubur akibat abu vulkanik ini.

Di tahun 1672 M Gunung Merapi meletus, akibat letusan itu 3000 orang meninggal dunia.

Gunung Merapi kembali meletus dahsyat di tahun 1786, di tahun ini tidak tercatat secara jelas jumlah korban yang tewas akibat ledakan tersebut.
Pada tahun 1822, kembali Gunung Merapi meletus tercatat setidaknya 100 orang meninggal dunia.
Hanya berselang 50 tahun tepatnya di tahun 1872, Gunung Merapi kembali menghamburkan abu vulkanik secara dahsyat akibatnya 200 orang meninggal dunia.
Di tahun 1930 letusan hebat kembali terjadi, kali ini aliran lava, piroklastika, dan lahar hujan, mengguyur dan menghancurkan 13 desa akibatnya 1400orang tewas akibat peristiwa alam ini.

2006

Di bulan April dan Mei 2006, mulai muncul tanda-tanda bahwa Merapi akan meletus kembali, ditandai dengan gempa-gempa dan deformasi. Pemerintah daerah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta sudah mempersiapkan upaya-upaya evakuasi. Instruksi juga sudah dikeluarkan oleh kedua pemda tersebut agar penduduk yang tinggal di dekat Merapi segera mengungsi ke tempat-tempat yang telah disediakan.

Pada tanggal 15 Mei 2006 akhirnya Merapi meletus. Lalu pada 4 Juni, dilaporkan bahwa aktivitas Gunung Merapi telah melampaui status awas. Kepala BPPTK Daerah Istimewa Yogyakarta, Ratdomo Purbo menjelaskan bahwa sekitar 2-4 Juni volume lava di kubah Merapi sudah mencapai 4 juta meter kubik - artinya lava telah memenuhi seluruh kapasitas kubah Merapi sehingga tambahan semburan lava terbaru akan langsung keluar dari kubah Merapi.

1 Juni, Hujan abu vulkanik dari luncuran awan panas Gunung Merapi yang lebat, tiga hari belakangan ini terjadi di Kota Magelang dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Muntilan sekitar 14 kilometer dari Puncak Merapi, paling merasakan hujan abu ini. [1]

8 Juni, Gunung Merapi pada pukul 09:03 WIB meletus dengan semburan awan panas yang membuat ribuan warga di wilayah lereng Gunung Merapi panik dan berusaha melarikan diri ke tempat aman. Hari ini tercatat dua letusan Merapi, letusan kedua terjadi sekitar pukul 09:40 WIB. Semburan awan panas sejauh 5 km lebih mengarah ke hulu Kali Gendol (lereng selatan) dan menghanguskan sebagian kawasan hutan di utara Kaliadem di wilayah Kabupaten Sleman.

2010

20 September, Status Gunung Merapi dinaikkan dari Normal menjadi Waspada oleh BPPTK Yogyakarta. 21 Oktober, Status berubah menjadi Siaga pada pukul 18.00 WIB. 25 Oktober, BPPTK Yogyakarta meningkatkan status Gunung Merapi menjadi Awas pada pukul 06.00 WIB. 26 Oktober, Gunung Merapi memasuki tahap erupsi. Menurut laporan BPPTKA, letusan terjadi sekitar pukul 17.02 WIB. Sedikitnya terjadi hingga tiga kali letusan. Letusan diiringi keluarnya awan panas setinggi 1,5 meter yang mengarah ke Kaliadem, Kepuharjo. Letusan ini menyemburkan material vulkanik setinggi kurang lebih 1,5 km.[3] 27 Oktober, Gunung Merapi pun meletus. Dari sekian lama penelitian gunung teraktif di dunia ini pun meletus. 28 Oktober, Gunung Merapi memuntahkan Lava pijar yang muncul hampir bersamaan dengan keluarnya awan panas pada pukul 19.54 WIB

Berikut kronologis letusan Gunung Merapi yang terjadi Selasa sore hingga menjelang malam.

1. Pukul 17.02 mulai terjadi awan panas selama 9 menit
2. Pukul 17.18 terjadi awan panas selama 4 menit
3. Pukul 17.23 terjadi awan panas selama 5 menit
4. Pukul 17.30 terjadi awan panas selama 2 menit
5. Pukul 17.37 terjadi awan panas selama 2 menit
6. Pukul 17.42 terjadi awan panas besar selama 33 menit
7. Pukul 18.00 sampai dengan 18.45 terdengar suara gemuruh dari Pos Pengamatan Merapi di Jrakah dan Selo
8. Pukul 18.10, pukul 18.15, pukul 18.25 terdengan suara dentuman
9. Pukul 18.16 terjadi awan panas selama 5 menit
10. Pukul 18.21 terjadi awan panas besar selama 33 menit
11. Dari pos Pengamatan Gunung Merapi Selo terlihat nyala api bersama kolom asap membubung ke atas setinggi 1,5 km dari puncak Gunung Merapi
12. Pukul 18.54 aktivitas awan panas mulai mereda
13. Luncuran awan panas mengarah ke sektor Barat-Barat Daya dan sektor Selatan-Tenggara.

DAMPAK LETUSAN GUNUNG MERAPI

A.DAMPAK POSITIF LETUSAN GUNUGN MJERAPI.

1. Debu vulkanik dapat menyuburkan tanah dalam waktu beberapa tahun kedepan. Itu lah mengapa Indonesia termasuk daerah subur. Salah satu faktornya yaitu adanya gunung api.
.
2. Aktifitas gunung api dapat menghasilkan geothermal ato panas bumi yg sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari.
.
3. Sisa - sisa aktivitas gunung api dapat menghasikan bahan - bahan tambang yg berguna dan bernilai tinggi. Seperti belerang, batu pualam dll.

B.DAMPAK NEGATIF LETUSAN GUNGUNG MERAPI.

Akibatkan karena dampak yg ditimbulkannya pada manusia dan makhluk hidup laennya.
Letusan gunung api dapat menyebabkan banyak korban jiwa.
Kalo letusannya dahsyat, debu vulkaniknya dapat menutupi atmosfer seperti pada letusan gunung Tambora dan Krakatau.

* Pencemaran tingkat pertama; yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian
bagi manusia.
* Pencemaran tingkat kedua; yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan kerugian bagi manusia seperti terjadinya iritasi pada indra kita.
* Pencemaran tingkat ketiga; yaitu pencemaran yang sudah dapat bereaksi pada faal tubuh dan menyebabkan terjadinya penyakit yang kronis.
* Pencemaran tingkat keempat; yaitu pencemaran yang telah menimbulkan sakit akut dan kematian bagi manusia maupun hewan dan tumbuh-tumbuhan.

Efek Negatif Abu Letusan Gunung Bagi Kesehatan
AbU vulkanik akibat letusan Gunung merapi terus beterbangan ke berbagai daerah di sekitar gunung tersebut. Masyarakat sebaiknya mewaspadai abu ini karena bisa mengganggu kesehatan pernapasan, mata, dan kulit.